saya coba memberikan contoh essai:
Oleh: Aulia Choirun
Nisa
Tidak ada
seorang pun yang menghendaki sebuah musibah. Semua adalah kehendak yang Maha
Kuasa, termasuk kecelakaan. Setiap tahunnya angka kecelakaan lalu lintas di
Indonesia cenderung meningkat. Hal utama yang menjadi penyebab kecelakaan
adalah kelalaian sopir, mulai dari mesin yang trouble, rem blong, kelelahan karena perjalanan jauh, sampai ngantuk
saat menyopir. Walaupun kecelakaan tergolong musibah dari yang Maha Kuasa,
setidaknya kita masih bisa lebih berhati-hati. Jika dilihat dari berbagai
penyebab kecelakaan di Indonesia, masyarakat kita ini bisa dikatakan cenderung
nekat. Entah apa yang membuat para pengemudi ini memaksakan dirinya terus
menyopir walau dalam keadaan lelah bahkan mengantuk. Padahal banyak tempat
peristirahatan yang bisa dikunjungi seperti pom bensin, warung makan,
masjid/mushola, atau menepi ke pinggir jalan sekedar untuk beristirahat. Nggak susah kan?
Seperti halnya kasus
kecelakaan maut antara BMW X5 dan Daihatsu Luxio di tol Jagorawi, Selasa
(1/1/2013) lalu telah menyedot banyak pihak, terlebih media masa. Kecelakaan
yang telah merenggut 2 nyawa tersebut melibatkan anak bungsu Hatta Rajasa, Mentri
Perekonomian Indonesia, Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa sebagai tersangka.
Berdasarkan pengakuannya, Rasyid mengatakan bahwa dia mengantuk saat mengemudi.
Saat itu dirinya dalam perjalanan mengantarkan salah seorang temannya pulang ke
rumah setelah menikmati kemeriahan pesta malam tahun baru. Mungkin semalaman
Rasyid tidak tidur, sehingga paginya dia merasa sangat ngantuk. Ini jelas
semakin membuat geram publik. Sudah jelas-jelas mengantuk kok tetap saja
menyopir, apalagi dengan kecepatan yang cukup tinggi. Alhasil kecelakaan pun tak
dapat dihindari. Mobil Rasyid menabrak sebuah mobil Daihatsu Luxio hingga pintu
bagian belakang mobil terbuka, akibatnya para korban terpental keluar mobil sampai
beberapa meter. Kecelakaan ini masih terjadi di jalan tol, bagaimana jika di
jalan yang intensitas kendaraannya lebih banyak? Bukankah akan semakin banyak
korban yang berjatuhan? Sungguh disayangkan.
Nampaknya
keberadaan pamflet – pamflet berisi slogan keselamatan mengemudi di pinggir
jalan hanya menjadi hiasan. Padahal setiap slogan yang terpampang bertujuan
untuk meningkatkan keselamatan semua pengguna jalan, terlebih untuk
mengingatkan pengemudi. Misalnya, jaga
jarak!; hati-hati, keluarga menunggu di rumah; daerah rawan kecelakaan; dan
lainnya. Ketika seseorang mengemudikan sebuah kendaraan, berarti pengemudi
bertanggungjawab penuh atas keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya.
Berkaca dari
kecelakaan maut ini, sudah semestinya pengguna jalan berkemudi sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan. Bagaimanapun, setiap orang memiliki hak atas
keselamatannya selama di jalan. Perlu ditambahkan pula bagi keluarga korban
yang ditinggalkan bukanlah hal yang mudah menerima kenyataan seperti ini, tidak
ada seorang pun yang langsung merelakan kepergian kerabatnya terlebih
disebabkan oleh kecelakaan dari kelalaian seseorang. Meskipun pada akhirnya
merelakan kepergian kerabatnya, tidak sepantasnya kita merenggut nyawa
seseorang. Masih untung tidak dituntut.
Dengan demikian
keselamatan merupakan prioritas utama. Jika saja semua pengguna jalan mampu
menaati peraturan lalu lintas dengan benar, kecelakaan dapat diminimalisir.
Walaupun kita tidak dapat meniadakan kecelakaan,
setidaknya meminimalisir merupakan usaha yang baik untuk di masa yang akan
datang. “Hati-hati untuk yang tidak hati-hati”, nampaknya kalimat tersebut
cocok bagi semua pengguna jalan, baik untuk pengemudi maupun pengguna jalan
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar