Rabu, 03 Agustus 2011

Hari Keluarga







29 Juni 2011 HARI KELUARGA
Holla kawan, apa kabar ??? Semoga kalian semua dalam keadaan sangat baik-baik saja, amien. Lama sekali tak posting, jadi pengen posting lagi. Okray, bismillahirrohmannirrohiim..
Kali ini akan dibahas mengenai KELUARGA. Pada dasarnya keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak (*catur warga kalee :D*). Tepat pada tanggal 29 Juni, kita merayakan hari keluarga. Bagi yang tidak merayakan hari keluarga tersebut, merayakannya ama siapa hayo... Ama pacar ya, wkwkwkwk :D ya tak apalah. Tapi menurut saya pribadi, hari keluarga itu ada pada semua hari, iya kan ???
Pada tanggal 29 Juni kemarin aku merayakan hari keluarga tersebut bersama ayah, mama n adek. Kami ber empat melihat karnafal budaya pada acara semipro, kebetulan kan sekarang liburan. Ketika itu aku melihat banyak keceriaan, kebahagiaan, pengorbanan, kesetiaan dan berbagai hal indah lainnya. Oke, check it out...

CATATAN KECILKU HARI ITU...
Ada sesuatu yang bisa aku tulis saat ini. Sebuah potret keluarga sederhana sampai keluarga elite. Semua berkumpul hanya sekedar menghibur diri di hari keluarga dengan menyaksikan berbagai atraksi pawai budaya. Disini aku paham bahwa pawai budaya kali ini membuka mataku tentang indahnya sebuah keluarga. Meskipun aku yakin sebagian besar dari mereka tak tahu bahwa tepat hari itu, tanggal 29 Juni 2011, mereka sedang menikmati indahnya hari keluarga.
Pada salah satu sisi segerombolan rakyat, mataku menangkap sebuah keluarga kecil dengan seorang anak berumur kira-kira 2 tahun. Sepertinya, balita itu merupakan anak mereka satu-satunya. Apapun yang balita itu inginkan, mereka akan berusaha memenuhinya. Entah itu hanya sebatas tahu sumedang, krupuk tengiri, gulali, susu kotak, ice cream, telur puyuh, maupun balon. Sangat terlihat bahwa mereka dari keluarga kalangan bawah. Sang Bapak mengenakan jaket coklat lusuh dengan celana panjang abu-abu, sang Ibu mengenakan baju layaknya kebaya warna pink pudar dengan selendang lusuh yang membalut leher sampai badannya dan si balita yang lucu berambut tipis berkuncir satu ke atas. Sang bapak mondar mandir membeli ini itu, sang ibu menjaga balita dengan sepenuh hati, dan balita itu tersenyum. Sungguh potret keluarga kecil yang bahagia.
Sedangkan pedagang camilan kecil juga tak mau kalah merayakannya. Walaupun mereka terlihat sendiri berjualan kesana kemari menjajakan dagangannya, dibalik itu semua mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pawai budaya seakan surga bagi berbagai pedagang. Mereka akan selalu dan selalu menjajakan dagangannya, berlomba-lomba mendapat rezeki dari rakyat. Keringat bercucuran dari dahi turun sampai leher, mereka tak peduli. Berbagai macam tolakan pembeli pun mereka tetap sabar berjualan. Mungkin dalam benak mereka berkata, “Aku harus bisa menjual semua daganganku”.

Salam hangat untuk keluargaku tercinta..
Mama, adalah mama terhebat yang aku miliki..
Pelukmu selalu membuatku merinding dan teteskan air mata..
Kau lakukan yang terbaik untuk anak-anakmu..
Kau sampul buku kami, menjaga ketika belajar..
Sabarnya hatimu membuatku terbiasa merasa lembut..
Tutur kata dan perilaku baik selalu Kau ajarkan..
Kau adalah teman, sahabat sekaligus mama bagiku..
Sudah sepantasnya Kau tahu segala sesuatu tentang diri kami..
Terima kasih atas semuanya, Mama..
Maafkan kami..
Ayah, adalah ayah terhebat yang aku miliki di dunia..
Kau mencari nafkah bagi kami yang selalu mengeluh..
Anak-anakmu tersenyum Kau beri jajanan..
Setiap malam bahkan, kita menikmati angin malam bersama..
Anak-anakmu merengek ingin ini itu..
Aku sebagai anak sulung, merasa miris..
Kau sakit hati jika kemauan anakmu tak terpenuhi..
Marah pun Kau tak pernah, sekalipun marah Kau hanya diam..
Terima kasih atas semuanya, Ayah..
Maafkan kami...
Adek, kau adalah adek terunik yang ku miliki..
Watakmu sangat keras pada keluarga..
Namun kau begitu lembut dan tenang di depan teman-temanmu..
Jangan nakal ya, dek..
Kita harus selalu bersabar meraih sukses..
Jagan lupa sholat dan berdoa..
Agar kita semua sejahtera, amien..