Sabtu, 20 April 2013

PESAN UNTUK ANAK-ANAKKU - DZUBAIDAH 31




Assalamu'alaikum wr, wb...
 
Perjaanan waktu memang sering kali tanpa terasa berlalunya
Ternyata hal ini juga kita alami bersama
Di batas waktu ini semuanya mulai berubah
Kebersamaan kita yang penuh keceriaan, kesedihan
Kecuekan, dan kenangan semuaya mulai harus terpisahkan
oleh ruang dan waktu

Anak-anakku...
Perpisahan bukanah merupakan hal yang buruk
Tetapi merupakan cinta kasih dalam bentuuk lain

Anak-anakku...
Tegakkan kepala tanpa congkak
Berjalanlah dengan mantap
Tunjukkan semangat dan percaya diri
Raih dan kejarlah bintang-bintang di langit
Tempatkan dirimu bersamanya, pancarkan cahayamu
Jadilah pemenang bagi sesama dan kebanggaan almamater kita...

Selamat dan sukses selalu...

Dari, Ibu Sumaryati Soepangat

D Z U B A I D A H - 31


Di sinilah kita berkenalan
Bercengkrama tentang ilmu, kehidupan, kebencian, mimpi, hayalan, dan harapan
Tiada hari yang sempurna selain mencapai keberhasilan bersama.sama
Terima kasih telah menemani masa.masa SMA ini dengan berjuta kenangan
Mari tersenyum untuk perpisahan ini, demi kebahagiaan kesuksesan bersama
Dan di luar sana lah ada banyak petualangan hebat untuk kita
Tak sabar bertemu kalian kembali bersama masa yang lebih gemilang di hari esok :)
Sampai jumpa...


Berbuatlah kebaikan bukan hanya untuk hari ini tetapi untuk masa depan janganlah memberikan kesulitan dan kesengsaraan kepada anak cucu dan generasi mendatang hanya karena kita kurang bijak memikirkannya.









Kami adalah wanita yang lebih lembut daripada cinta dan mulia dalam ketidakmuliaan
Kecantikan perilaku adalah rasa. Kasih sayang membawa misi perdamaian.
Inilah kami yang merubah kekurangan menjadi kelebihan,
karena itu lah kesempurnaan yang sebenarnya...
Dan berikanlah negeri ini 10 pemuda saja, maka mereka akan megguncang dunia...



Bukanlah kami jika tak mampu berbuat kebaikan untuk bangsa ini. Optimis adalah gaya hidup kami. Kami berani bangkit dan belajar dari kegagalan, karena kami adalah pemenang sejati








ASIKNYA BERORGANISASI




           Tergabung ke dalam suatu kelompok organisasi adalah hal yang istimewa. Awamnya banyak orang mengira organisasi adalah tempat orang yang s0k mencari kesibukan, s0k tak punya waktu luang, apalagi s0k sibuk sudah melekat bagi mereka yang telah lama berkecimpung dengan organisasi. Pasalnya, organisasi adalah tempat terbaik untuk mencari pengalaman bersosialisasi dengan banyak orang. Mulai dari pengemis sampai pejabat. Punya banyak teman untuk sharing dan kerjasama adalah hal yang luar biasa. Ketika suatu proker itu perjalan sukses, sungguh rasa bangga melekat pada diri kami.

 OSIS VENTWELL 2011-2012 SMA NEGERI 1 PROBOLINGGO

 
 MOMEN DALAM BIKE TO SHOOL & OPENING MAHAKARYA PENSI 2012
 
 
 OUTBOND @SELECTA

 SEMINAR BHS. JEPANG,
SMASA AWARD & TANAM POHON

Jumat, 19 April 2013

BAGAIMANA PUN STATUSNYA WAJIB DIPERTANGGUNGJAWABKAN


saya coba memberikan contoh kritik:
Oleh: Aulia Choirun Nisa
Hakikat sekolah adalah tempat belajar siswa-siswi untuk menuntut ilmunya dengan didampingi oleh dewan guru. Kurikulum yang dijalankan setiap sekolah dapat menggambarkan kualitas pembelajaran. Jika kita membandingkan antara kurikulum Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Standar Nasional (SSN) tentulah memiliki perbedaan. Terbentuknya kurikulum yang berbeda ini tentunya memiliki maksud dan tujuan yang berbeda juga. Biasanya hal ini digambarkan melalui visi dan misi setiap sekolah.
Sekolah RSBI menjalankan kurikulum pendidikan dengan menggunakan kurikulum yang diakui secara Internasional. Siswa lulusan RSBI diharapkan memiliki kemampuan yang lebih untuk ikut berperan aktif di kehidupan nasional bahkan internasional kedepan. Tidak heran biaya untuk sekolah di RSBI pun tidak seperti di SSN yang cenderung lebih murah. Hal ini tentu disebabkan oleh berbagai fasilitas yang menunjang proses pembelajaran demi kenyamanan dan konsentrasi siswa. Alhasil lulusan siswa RSBI lebih banyak memiliki peluang untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang diinginkannya karena mereka dianggap memiliki wawasan yang lebih baik. Namun tak dapat dipungkiri bahwa sekolah di RSBI akan memakan banyak biaya yang sering memberatkan orang tua siswa. Mulai dari uang gedung, SPP, praktikum maupun sumbangan lainnya yang memakan biaya tidak sedikit. Selain dari segi siswa yang berkompeten dalam bahasa asing dan biaya yang tinggi, dewan guru pun harus menguasai dan memahami kurikulum internasional yang dijalankan. Jika tidak, status RSBI akan sama saja dengan sekolah nasional lainnya. Dan itu akan sangat merugikan.
Sedangkan sekolah berstatus SSN menjalankan kurikulum nasional seperti yang telah ditentukan. Mata pelajaran yang diajarkan pun tidak berbeda dengan RSBI. Lulusan SSN tentu tidak jauh berbeda dengan lulusan sekolah RSBI. Mereka sama-sama lulus melalui ujian nasional yang diselenggarakan oleh negara. Hanya saja fasilitas yang disediakan di SSN sedikit berbeda, seperti ruangan yang tidak ber-AC demi kenyamanan siswa dan kelengkapan alat-alat praktikum yang berdampak pula kepada hasil kualitas kelulusan. Tidak salah lulusan RSBI lebih dipertimbangkan, tapi bukan berarti lulusan SSN tidak berkompeten. Sebenarnya hal utama yang mempengaruhi baik buruknya kualitas sekolah tergantung kepada siswa dan dewan guru, bukan fasilitas sekolah. Fasilitas lengkap namun tidak dijalankan sepenuhnya sama halnya dengan menghambur-hamburkan uang. Tentu saja itu sangat merugikan banyak pihak, baik siswa, guru, orang tua, bahkan pemerintah. Atau fasilitas yang tidak memadai ditambah dengan minat dewan guru dan siswa menurun untuk belajar akan semakin membuat dunia pendidikan kita merugi.
Pada akhirnya sekolah dengan status apapun harus berdasarkan kemampuan wawasan yang dimiliki. Sehingga status yang disandang oleh setiap sekolah bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal. Sekolah RSBI tidak bisa disamakan dengan sekolah terakreditasi-A. Tentu saja berbeda. Pro dan kontra tentang sekolah berstatus RSBI maupun SSN sebenarnya tidak perlu menjadi masalah yang besar selama hasil dari sistim pendidikan yang telah berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.

NYAWA MELAYANG GARA-GARA SOPIR MENGANTUK, MASIH BISAKAH DITOLERIR ?



saya coba memberikan contoh essai:

Oleh: Aulia Choirun Nisa
Tidak ada seorang pun yang menghendaki sebuah musibah. Semua adalah kehendak yang Maha Kuasa, termasuk kecelakaan. Setiap tahunnya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia cenderung meningkat. Hal utama yang menjadi penyebab kecelakaan adalah kelalaian sopir, mulai dari mesin yang trouble, rem blong, kelelahan karena perjalanan jauh, sampai ngantuk saat menyopir. Walaupun kecelakaan tergolong musibah dari yang Maha Kuasa, setidaknya kita masih bisa lebih berhati-hati. Jika dilihat dari berbagai penyebab kecelakaan di Indonesia, masyarakat kita ini bisa dikatakan cenderung nekat. Entah apa yang membuat para pengemudi ini memaksakan dirinya terus menyopir walau dalam keadaan lelah bahkan mengantuk. Padahal banyak tempat peristirahatan yang bisa dikunjungi seperti pom bensin, warung makan, masjid/mushola, atau menepi ke pinggir jalan sekedar untuk beristirahat. Nggak susah kan?
Seperti halnya kasus kecelakaan maut antara BMW X5 dan Daihatsu Luxio di tol Jagorawi, Selasa (1/1/2013) lalu telah menyedot banyak pihak, terlebih media masa. Kecelakaan yang telah merenggut 2 nyawa tersebut melibatkan anak bungsu Hatta Rajasa, Mentri Perekonomian Indonesia, Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa sebagai tersangka. Berdasarkan pengakuannya, Rasyid mengatakan bahwa dia mengantuk saat mengemudi. Saat itu dirinya dalam perjalanan mengantarkan salah seorang temannya pulang ke rumah setelah menikmati kemeriahan pesta malam tahun baru. Mungkin semalaman Rasyid tidak tidur, sehingga paginya dia merasa sangat ngantuk. Ini jelas semakin membuat geram publik. Sudah jelas-jelas mengantuk kok tetap saja menyopir, apalagi dengan kecepatan yang cukup tinggi. Alhasil kecelakaan pun tak dapat dihindari. Mobil Rasyid menabrak sebuah mobil Daihatsu Luxio hingga pintu bagian belakang mobil terbuka, akibatnya para korban terpental keluar mobil sampai beberapa meter. Kecelakaan ini masih terjadi di jalan tol, bagaimana jika di jalan yang intensitas kendaraannya lebih banyak? Bukankah akan semakin banyak korban yang berjatuhan? Sungguh disayangkan.
 Nampaknya keberadaan pamflet – pamflet berisi slogan keselamatan mengemudi di pinggir jalan hanya menjadi hiasan. Padahal setiap slogan yang terpampang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan semua pengguna jalan, terlebih untuk mengingatkan pengemudi. Misalnya, jaga jarak!; hati-hati, keluarga menunggu di rumah; daerah rawan kecelakaan; dan lainnya. Ketika seseorang mengemudikan sebuah kendaraan, berarti pengemudi bertanggungjawab penuh atas keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya.
Berkaca dari kecelakaan maut ini, sudah semestinya pengguna jalan berkemudi sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Bagaimanapun, setiap orang memiliki hak atas keselamatannya selama di jalan. Perlu ditambahkan pula bagi keluarga korban yang ditinggalkan bukanlah hal yang mudah menerima kenyataan seperti ini, tidak ada seorang pun yang langsung merelakan kepergian kerabatnya terlebih disebabkan oleh kecelakaan dari kelalaian seseorang. Meskipun pada akhirnya merelakan kepergian kerabatnya, tidak sepantasnya kita merenggut nyawa seseorang. Masih untung tidak dituntut.
Dengan demikian keselamatan merupakan prioritas utama. Jika saja semua pengguna jalan mampu menaati peraturan lalu lintas dengan benar, kecelakaan dapat diminimalisir. Walaupun kita tidak dapat meniadakan kecelakaan, setidaknya meminimalisir merupakan usaha yang baik untuk di masa yang akan datang. “Hati-hati untuk yang tidak hati-hati”, nampaknya kalimat tersebut cocok bagi semua pengguna jalan, baik untuk pengemudi maupun pengguna jalan lainnya.