Selasa, 01 Maret 2011

Aku dan Kau, Tak Pernah Lepas dari Masalah Perasaan



Kutulis semua mimpi-mimpiku pada selembar kertas. Dari A sampai Z, dari yang basi sampai baru, dari yang katrok sampai modern, dari yang kecil sampai yang besar, dari yang murah sampai mahal, bahkan dari yang mungkin sampai yang mustahil. Aku tak memperdulikan apa kata teman-temanku di luar sana. Aku hanya beranggapan jika semua mimpi-mimpiku terwujud, aku akan bahagia 1000%. Tapi semua itu lenyap ketika sebuah masalah muncul di kehidupanku. Apa yang telah aku genggam meninggalkanku karena kesalahanku. Aku pikir, aku adalah sosok yang pintar dan kuat. Tanpa dirinya, aku mampu menjalani hidup dengan lebih santai, lebih gembira, lebih ringan dan bebas kemanapun aku pergi. Tapi ternyata sekuat-kuatnya aku, kuakui diriku tak berdaya jika dihadapkan pada sebuah cinta dan kasih. Apa beda dari keduanya ???

Bermula dari perasaan yang tak sempat sampai dan akhirnya berlabuh pada hati yang lain. Menimbulkan emosi dan kebencian yang mendalam di antara kita. Bisanya hanya saling tuding tanpa mengingat bahwa aku pun memiliki salah, kau pun memiliki salah. Rasa egoismeku dan dirinya begitu tinggi. Tak ada yang mau merasa salah. Semua berusaha mengucapkan hal-hal terbaik untuk membela diri. Janji - janji yang terucap hanya sebatas keegoisan yang tak dapat diterima kedua belah pihak. Hasilnya hanya bisa menelan ludah dan membengkak di relung hati bagaikan kanker ganas yang tak mampu aku topang lagi. Dendam hatiku ingin menuntut balas. Berteriak di depan mukanya dengan sebutan yang tak pernah aku katakan sebelumnya. Huh, tak peduli apa kata dia, terserah. Yang penting hatiku puas menyakitinya dan dia juga puas menyakitiku.

Waktu berjalan tanpa ada perubahan signifikan atas prolemku ini. Aku semakin bingung. Sampai pada suatu titik, aku menyadari sesuatu. Dialah yang aku cari selama ini, dialah yang mengguncang hatiku, dialah yang membuatku merasa utuh. Kemarahan dan kebenciannya lah yang membuat kita dekat. Memberi harapan satu sama lain. Membuka hati tuk yang terbengkalai dan menuntun hati yang terluka. Tapi apakah ini jalan terbaik ??? Seorang lain di sana dengan sabarnya setia di sampingku. Aku telah menyakitinya dengan keputusan terbodoh memilih untuk mencoba berjalan dengan orang yang terpendam di hatiku. Hanya beberapa waktu aku lalui dengan baik. Hingga akhirnya kemarahan dintara dia dan dia memuncak. Aku begitu takut menghadapi muka merah mereka. Dengan keputusan entah darimana datangnya, aku memilih untuk melepas keduanya. Hingga suatu ketika aku mencoba dekat dengan orang yang telah menemaniku sekian lama itu. Tidak ada seseorang sebaik dirinya yang mampu mengorbankan sesuatu untukku. Aku bersyukur dimilikinya, dan aku bersyukur mengenal seseorang yang terpendam di hatiku. Terima kasih kau telah mengijinkanku mengenal sedikit tentang dirimu walau melalui masalah.

MmmHHH, perasaan ini sungguh rumit ya Tuhan... Jika seperti ini, aku tak kan pernah merasa bahagia. Kenapa kau begitu tega padaku ??? Inikah hukuman untukku ??? Baiklah, terima kasih, Engkau memang Maha Adil. Biarlah yang bersalah merasa sedih, biarlah yang benar merasa lega. Tapi aku yakin, Engkau pasti memberiku petunjuk untuk mengambil keputusan terbaik. Jika bukan sekarang saatnya tuk menyatukan hati, tapi ini lah saatnya aku memperbaiki diri. Mungkin ini lah maksud Tuhan memberikan setiap permasalahan pada umatnya. Mengharuskan mereka introspeksi diri dan mengambil keputusan terbaik. Inilah jalanNya yang perlahan aku lalui.Dan terima kasih untuk semua kawan-kawanku... :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar